TULUNGAGUNG – Puluhan dosen dari Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung menghadiri workshop bertema “Chat GPT for Writing” yang diadakan di Hotel Azana pada tanggal 29 hingga 31 Juli 2024. Acara ini, diselenggarakan oleh UPT Bahasa UIN SATU, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dosen dalam memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI), khususnya Chat GPT, dalam penulisan akademik dan literatur ilmiah.

Dalam sambutannya, Prof. Erna Iftanti, Ketua UPT Bahasa UIN SATU, menjelaskan bahwa workshop ini merupakan bagian dari upaya internasionalisasi kampus. “Program ini dirancang untuk mendukung dosen dalam menghasilkan artikel yang dapat dipublikasikan di jurnal bereputasi seperti Sinta 2, dan jika memungkinkan, jurnal yang terindeks Scopus,” ujar Prof. Erna. Untuk memberikan pelatihan yang komprehensif, pihak penyelenggara mengundang Dr. Nur Hidayat dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), seorang ahli dalam bidang bahasa.

Peserta workshop terdiri dari dosen berbagai fakultas, termasuk bahasa Inggris, Arab, dan Indonesia. Prof. Erna menambahkan bahwa ke depan, pihaknya juga berencana mengundang peserta dari program pascasarjana. Prof. Syamsun Ni’am, Wakil Rektor III UIN SATU, turut memberikan sambutan dan menyampaikan salam dari Rektor yang berhalangan hadir karena sedang mempersiapkan akreditasi perguruan tinggi oleh BAN-PT pada awal Agustus. Prof. Ni’am menekankan pentingnya literasi digital di era modern ini, serta kewaspadaan terhadap isu plagiarisme yang mungkin meningkat dengan penggunaan AI seperti Chat GPT.

Dalam sesi materi, Dr. Nur Hidayat membahas perbedaan antara jurnal predator, jurnal hijacked, dan jurnal kloning. Ia juga memberikan panduan tentang cara menulis tinjauan pustaka dan membuat reviu buku menggunakan Chat GPT. “Chat GPT hanyalah alat, dan kita sebagai manusia yang mengendalikannya,” jelas Dr. Nur, menekankan bahwa peran manusia tetap penting dalam penulisan ilmiah. Ia juga mengingatkan para peserta untuk bijak menggunakan teknologi ini dan tetap memegang integritas akademik.

Dr. Nursamsu, Koordinator Program Studi Tadris Bahasa Inggris, memberikan kesan bahwa Chat GPT memiliki kemampuan menganalisis kata dan kalimat untuk memahami konteks, menjadikannya alat yang bermanfaat dalam komunikasi dan pembelajaran. “Chat GPT bisa menjadi teman yang baik, bahkan ketika jauh dari istri,” ucapnya dengan nada bercanda, menambahkan bahwa pelatihan ini mendorong dosen untuk mengembangkan materi pembelajaran yang lebih interaktif.

Dengan 30 peserta dari berbagai program studi bahasa di UIN SATU, workshop ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dosen dalam menulis karya ilmiah yang berkualitas dan etis, serta sesuai dengan standar akademik internasional.